1. Menentukan kebijakan investasi
Pada tahap awal
pengambilan keputusan, investor perlu menetapkan tujuannya berinvestasi dan
menentukan besarnya investasi yang akan ditanam. Mengingat adanya korelasi
antara risiko dan keuntungan (return) yang diperoleh, maka investor
tidak dapat mengatakan bahwa tujuan investasinya adalah mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya karena akan ada kerugian yang harus dihadapinya. Jadi,
tujuan investasi harus dinyatakan, baik dalam keuntungan maupun risiko.
2. Analisis Sekuritas
Pada tahap ini akan diadakan analisis
terhadap individual (sekelompok) sekuritas. Ada dua filosofi
dalam melakukan analisis sekuritas, yaitu sebagai berikut.
a) Pendapat pertama menyatakan bahwa
sekuritas mispriced (harganya salah, mungkin terlalu tinggi,
mungkin terlalu rendah) Dengan analisis ini akan dapat dideteksi
sekuritas-sekuritas tersebut. Ada berbagai cara untuk
melakukan analisis ini. Cara tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis
teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data
(perubahan) harga pada masa yang lalu sebagai upaya memperkirakan harga
sekuritas di masa yang akan datang dengan melihat nilai transaksi yang terjadi.
Sedangkan analisis fundamental didasarkan pada informasi-informasi yang
diterbitkan oleh emiten maupun oleh administratur bursa efek.
b) Pendapat kedua menyatakan
bahwa pasar modal adalah efisien. Dengan demikian, peralihan sekuritas tidak
didasarkan atas frekuensi risiko para pemodal (pemodal yang bersedia menanggung
risiko tinggi akan memilih sekuritas yang berisiko tinggi), pola kebutuhan kas,
dan sebagainya. Jadi, menurut pendapat ini keuntungan yang diperoleh pemodal
sesuai dengan risiko yang ditanggung.
3. Pembentukan Portorfolio
Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas
mana saja yang akan dipilih untuk membentuk portofolio dan berapa proporsi dana
yang akan ditanam pada tiap-tiap sekuritas tersebut. Adanya pemilihan
sekuritas ini (dengan kata lain pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan
untuk meminimalkan risiko yang ditanggung. Pemilihan
sekuritas ini akan dipengaruhi oleh preferensi risiko, pola kebutuhan kas, dan
status pajak.
.4. Melakukan Revisi Portofolio
Tahap ini merupakan
pengurangan terhadap ketiga tahap sebelumnya dengan maksud jika diperlukan akan
diadakan perubahan terhadap portofolio yang telah dimiliki. Jika portofolio
yang dimiliki sekarang dirasakan tidak lagi optimal atau tidak sesuai dengan
prefensi risiko pemodal, maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap
sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.
5. Evaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini
pemodal mengadakan penilaian terhadap kinerja portofolionya, baik dalam aspek
tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. Tidak benar
bahwa suatu portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih
baik daripada portofolio lainnya karena adanya faktor risiko yang perlu
dimasukkan juga.